Selasa, 25 Februari 2014

PERNYATAAN SIKAP DAN KLARIFIKASI PEMBERITAAN MEDIA

No          : 01/ II/ BRGK/ 2014
Hal          : Pernyataan Sikap


PERNYATAAN SIKAP DAN KLARIFIKASI PEMBERITAAN MEDIA

Berkenaan dengan adanya pemberitaan di media terkait masalah yang menimpa Sdr. Maulana salah satu pengurus BADKO TKA-TPA Rayon Gondokusuman, menurut kami perlu ada klarifikasi dan pelurusan karena menyangkut lembaga, maka dengan ini kami menyampaikan klarifikasi sebagai berikut :

Badan Koordinasi Taman Kanak-kanak Al Quran – Taman Pendidikan Al Quran (BADKO TKA-TPA) merupakan organisasi yang berfungsi untuk mengkoordinir dan melakukan pembinaan kepada Unit TKA-TPA. Dalam kapasitas ini, BADKO TKA-TPA Rayon Gondokusuman bertanggung jawab atas unit-unit yang berada di wilayah Kecamatan Gondokusuman. Dalam rangka menjalankan amanah itu, kami –pengurus BADKO- memiliki kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar unit yang berada di bawah koordinasi kami bisa menjalankan proses KBM dengan lancar.

Di manapun, pasti ada yang disebut dinamika organisasi. Tidak terkecuali di BADKO Rayon Gondokusuman. Sebagaimana organisasi lain yang mengampu banyak orang, ada kalanya tidak semua unit atau pengurus unit bisa bersikap kooperatif dalam melaksanakan kebijakan. Untuk mereka yang belum kooperatif ini,  biasanya kami menempuh beberapa langkah, seperti silaturahmi dan kami undang ke forum diskusi.

Pada kasus yang melibatkan Sdr. Maulana dan Ustadzah Mifrokah, awalnya juga dalam rangka menjalankan kebijakan lembaga. Sdr. Maulana berinisiatif untuk silaturahmi dan klarifikasi kepada Ustadzah Mifrokah ke TPA, karena sebelumnya beliau tidak hadir saat diundang ke forum diskusi. Kami mengutus salah satu pengurus untuk mendampingi Sdr. Maulana. Namun, sesuai penuturan saksi, yakni salah satu pengurus yang mendampingi Sdr. Maulana, saat pembicaraan itulah muncul perselisihan, yang membuat Sdr. Maulana khilaf hingga melemparkan tas Ustadzah Mifrokah dan mengenai pelipis beliau (bukan memukul sebagaimana pemberitaan media).

Maka, ini murni perselisihan personal antar individu. Meskipun sempat terganggu, BADKO Rayon Gondokusuman tetap bekerja seperti biasa. Menurut penuturan salah satu rekan pengajar di sana, proses KBM di TPA Al Huda Sagan juga tetap berjalan seperti biasa.

Paska kejadian tersebut, pihak Sdr. Maulana mengupayakan agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan. Sdr. Maulana pribadi dan pihak keluarga, sudah beberapa kali berusaha meminta maaf kepada Ustadzah Mifrokah. BADKO Rayon Gondokusuman juga sudah mengirim perwakilan untuk meminta maaf kepada beliau secara lembaga dan memfasilitasi penyelesaian secara kekeluargaan. Tetapi, sampai saat ini pihak Ustadzah Mifrokah menghendaki tetap menempuh jalur hukum.

Berkaitan dengan persoalan di atas:
1.       Kami membenarkan bahwa Sdr. Maulana adalah pengurus BADKO Rayon Gondokusuman.
2.       Kami menyesalkan tindakan Sdr. Maulana yang kurang bisa menahan diri dan sempat lepas kontrol, namun kami juga menyayangkan persoalan yang melatarbelakangi permasalahan ini.
3.       Untuk sementara waktu menonaktifkan Sdr. Maulana dari kepengurusan agar bisa fokus menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi, juga agar kinerja BADKO Rayon Gondokusuman tidak terganggu dan tetap berjalan sebagaimana biasanya.
4.       Kami berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan sehingga memberikan hasil akhir yang baik bagi kedua belah pihak dan bagi BADKO Rayon Gondokusuman.
5.       Kami berharap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua, khususnya aktivis TKA-TPA di Gondokusuman. Kejadian ini juga menjadi koreksi internal BADKO Rayon Gondokumuman.
6.       Pernyataan ini kami buat sebagai bentuk klarifikasi dan pelurusan pemberitaan, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 24 Februari 2014
Ketua BADKO Rayon Gondokusuman

                                                                                                                ttd


Wahyu Hidayat

28 komentar:

  1. di keluarkan saja,, tidak memberi contoh yang baik.

    BalasHapus
  2. inna lillahi wa inna ilaihi roji'un

    hasbunallohu wa ni'mal wakil
    ni'mal maula wa ni'man nashir

    allohumma
    robbanaghfir lana dzunubana wa isrofana fi amrina
    wa tsabbit aqdamana wanshurna 'alal-qoumil-kafirin

    BalasHapus
  3. bagaimana dgn nasib Ustadzah Mifrokah?

    BalasHapus
  4. Masih ada yg ditutupi.
    Apa yg membuat sdr maulana smp melempar tas? Apa karena keras kepalanya ustadzah? Ato ucapan si ustzh yg kuran berkenan?

    BalasHapus
  5. Apa benar si pelaku (Maulana) calon Anggota Legislatif? Jika benar iya, sungguh sangat tidak elok sekali apa yang sudah dilakukannya. Dan sangat tidak elok duakali jika dia masih tidak mau mundur dari pencaleg annya.

    BalasHapus
  6. Kalau yg melempar tas caleg partai lain dan bukan caleg pks pasti ngga gayeng beritanya... meski terlalu sarat muatan politiknya, perbuatan sdr maulana tetap sy sesalkan, begitu jg sikap bu mifrokah (ustadzah?) yg terkesan keras kepala, mau menang dan merasa benar sendiri seperti haji muhidin dlm sinetron TBNH jg sangat disayangkan. Smg Allah swt memberi hidayah dan mengampuni dosa2 dan kekhilafan kita semua. Amiin.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. akan lebih elegan berita mengapa samapi kejadian itu terjadi diulas agar pemberitaan seimbang walaupun pada akhirnya pendapat yang diambil tergantung masing-masing individu, bisa membantu selesikan masalah atau menambah masalah baru. Itu karena manusia punya sifat tergesa-gesa , kikir dan keluh kesah kecuali orang2 yg beriman.

    BalasHapus
  9. Dimanakah idealisme hukum itu, dimanakah kebebasan pers, dimanakah keadilan,..
    media sudah kehilangan jatidiri nya,.
    Astagfirulloh,.

    BalasHapus
  10. Ya tetep aja dari umur saja dah kliatan tidak ada adab sebagai muslim, masa kayak gitu jd pengurus? Makanya belajar dulu, silaturahim aja dah salah nulis, silaturahim itu untuk yg punya hubungan darah, kalo g ada hub darah itu namanya zaroh

    BalasHapus
  11. GAK PANTES JADI PENGURUS TUH..!!

    Bejad juga sih, masa marah ampe ngelempar tas ke muka segala..!!!
    di tas kali aja ada gantungan, besi dll...
    Islam juga kan ngelarang meski sedang marah tetap harus jauhi muka / kepala.
    apalagi, Maulana (Pengurus Badko yang kebetulan Caleg PKS)
    Caleg PKS, didikan PKS, ya wajar lah PKS juga kena semprot...
    di tunjuk berarti yang terbaik dari lingkungannya, yang terbaik tidak mencoontoh yang baik...

    meski di klarifikasi pernyataan di blog itu, tetap aja marahnya caleg PKS itu udah gak ada bagusnya...
    menilai seseorang bisa tau dari bagaimana dia marah

    kalo udah jadi Angota legislati gak kebayang kan marah2 sama orang pake timpuk2an... wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. PEJUANG INDONESIA, ngaku-ngaku sebagai pejuang tapi pikirannya sempit... Pejuang kok AROGAN.

      Hapus
    2. semoga menjadi PEJUANG yang cerdas...yang bisa membaca berita dengan cara yang cerdas juga...yang tidak menelan mentah setiap yang ditemui...seperti spon yang menyerap smua bnda cair...tanpa tau benda cair yang mengandung racun atau yang tidak

      Hapus
    3. Zaman sekarang emang banyak PREMAN yang mengaku-aku PEJUANG. KORUPTOR juga ngaku-aku PEJUANG. Nggak aneh kalau komentarnya ngak santun sama sekali.

      Hapus
  12. manusia tidak luput dari salah dan dosa.... kalau sesama muslim bermusuhan, seharusnya kan maksimal 3 hari harus udah berdamai... ini udah ada inisiatif untuk minta maaf, tp kenapa kok bu ustadzah harus pakai jalur hukum?

    #Bukankan sesama muslim itu bersaudara

    BalasHapus
  13. Calon pemimpin yang tidak patut di tiru berani nya sama wanita yang tidak berdaya... Caleg PKS, didikan PKS, ya wajar lah

    BalasHapus
  14. PKS kasian amat kasus kecul begini bisa jadi besar...amat perhatian dan terus mngawasi ksalahanya...allahu yahdik

    BalasHapus
  15. Mental preman kok pengen jadi pemimpin.! suruh mangkal aja di pasar klewer atau Malioboro.

    BalasHapus
  16. Apapun akar masalahnya tidak akan jadi besar jika para pelaku bisa bersabar diri, ga usah masalah ini dipolitisir atau merasa dipolitisir gak penting bgt!! Sederhana ajah... yg Tua memberikan contoh yang baik kepada yang muda, Yang muda lbh bersabar dan menghormati yang tua. Kenyataannya : seorang LAKI-LAKI berumur 37 tahun (koreksi jika salah), melakukan kekerasan (apapun bentuknya sudah mengarah fisik itu kekerasan fisik) kepada seorang WANITA 54 tahun. Bagaimana jika itu terjadi pada ibu Sdr. Maulana??? tidak akan ada pembenaran untuk sikap seperti ini bagi orang yang beragama!!

    BalasHapus
  17. Assalamualaikum

    barusan saya membaca berita tersebut di sebuah situs online :

    http://politik.news.viva.co.id/news/read/484465-pukuli-wanita--caleg-pks-ditangkap



    dan beritanya sangat tidak sesuai dengan kenyataan, mohon agar pengurus menghubungi pihak media tersebut untuk meluruskan berita tersebut, karena saya sebagai pihak yang mengenal kedua pihak, merasa terganggu dengan fitnah yang beredar dimedia.
    sekian info dari saya, semoga persoalan cepat terselesaikan. terima kasih

    wassalamualaikum

    BalasHapus
  18. namanya kader partai pasti kebusukan politiknya kelihatan.

    BalasHapus
  19. Assalamu'alaikum Wr Wb
    Dari komentar-komentar yg ada, banyak yg berkomentar Baik ada juga yg berkomentar Buruk dan sedikit sekali yg berada sebagai penengah dan memberikan solusi.
    Masalah itu memang rumit, tetapi yg mempermasalahkan masalah itulah yg salah, seharusnya masalah itu dijadikan pelajaran bukan saling menghujat dan menyalahkan.
    Manusia itu tidak dilihat dari mana Asalnya, Dari mana Keturunannya, warna Kulit, Suku apalagi Partai namun dari Iman seseorang.

    Marah merupakan sifat alamiah seseorang, siapapun boleh marah dan siapapun pernah marah. namun yg membedakan adalah kadar dan seberapa besar kemarahannya. ketika seseorang marah pada hakikatnya ia sedang lupa keadaan dan lupa dan ORANG YANG MARAH SERINGKALI MELUAPKAN KEMARAHANNYA KEPADA ORANG-ORANG TERDEKATNYA DAN BAHKAN KEPADA ORANG-ORANG YANG MEREKA SAYANGI.

    apapun yang kita ucapkan, komentar baik ataupun buruk pada hakekatnya itulah cerminan sifat kita yang sesungguhnya.
    mungkin didepan kita terlihat baik namun dibalik semua itu kita menghujat, mencela dan bahkan memfitnah maka ITULAH SIFAT KITA YANG SESUNGGUHNYA.
    SYAITHAN SEDANG BERTENGGER DALAM HATI SAUDARA-SAUDAR SEKALIAN, MEREKA TERTAWA MELIHAT SAUDARA-SAUDARA SALING MENGHUJAT DAN BERPECAH.
    Berlindunglah kepada Allah swt dan mohonlah Ampun dan Pertolongannya.

    Wassalamu'alaikum Wr Wb

    BalasHapus
  20. ada yang tepuk tangan kalau sesama muslim berantem........................

    BalasHapus
  21. sy sepakat dengan Wirausaha Mandiri...banyak sekali yang kurang memahami konflik ini tapi komentarnya berbusa-busa, tidk tau banyak, tapi banyak berprasangka sesukanya...yang sy tau bahwa ketika seseorang berbuat khilaf lalu ia meminta maaf, dan yang dimintai maaf menolak, sesungguhnya yang di mintai maaf itu telah menutup hatinya dari pintu rahmat dan hidayah dari Allah...jika saudra Maulana di off kan dr organisasi ini smoga kedepannya organisasi ini dapat memilih pemimpin yang sholeh intelektual, spiritual dan sosialnya seperti ustazah MIFROKAH YANG SHOLIHAH, yang dalam setiap pemberitaan di media manapun tidak pernah diungkap mengenai karakter dan habbit pribadi ini

    BalasHapus
  22. Ini Penjelasan Pengacara Caleg PKS Soal Pemukulan Ustazah di Yogyakarta
    Bagus Kurniawan - detikNews

    Jakarta - Caleg PKS DPRD II Kota Yogyakarta, Maulana (26), ditahan polisi dengan tuduhan melakukan penganiayaan terhadap seorang guru ngaji/ustazah, Mifrokah (54). Pengacara Maulana menepis tuduhan korban dan memberi penjelasan soal kasus dugaan pemukulan itu.

    "Pada kejadian yang sebenarnya adalah pelaku Ml melemparkan tas milik korban dan mengenai pelipis kiri korban," kata kuasa hukum Maulana, Lutu Dwi Prastanta, dalam pernyataannya, Jumat (28/2/2014).

    Lutu juga membantah bahwa ada intimidasi dari pihak Maulana ke Mifrokah. Jangankan mengintimidasi, keluarga Maulana bahkan meminta maaf ke Mifrokah. Berikut penjelasan lengkap Lutu:

    Kami penasihat hukum tersangka menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:

    Pertama, media menuliskan bahwa pelaku Ml melakukan tindak pidana penganiayaan dengan memukul korban menggunakan tas. Tentunya pemberitaan tersebut tak sesuai dengan kenyataan, bahkan melebih-lebihkan daripada kejadian sebenarnya. Pada kejadian yang sebenarnya adalah pelaku Ml melemparkan tas milik korban dan mengenai pelipis kiri korban. Tentunya pelemparan dengan pemukulan merupakan suatu hal yang sangat berbeda, dan ke depannya memberikan akibat hukum yang berbeda pula.

    Kedua, media menyebutkan bahwa akibat dari pemukulan tersebut, korban mengalami pingsan. Hal itu merupakan suatu kebohongan, karena pada kenyataannya korban tidak mengalami pingsan akibat pelemparan tersebut. Tidak hanya itu, korban menyebutkan bahwa korban mendapatkan ancaman dan intimidasi dari orang tidak dikenal. Pemberitaan itu merupakan suatu kebohongan, karena pelaku tidak pernah melakukan ancaman atau intimidasi kepada korban setelah kejadian. Namun pelaku memohon maaf kepada korban secara langsung. Permohonan maaf tersebut tidak mendapatkan tanggapan positif dari korban.

    Ketiga, alasan pelaku melakukan pelemparan tersebut bukan karena korban menyepelekan pelaku, namun karena akumulasi dari sikap korban yang sering bersikap menjengkelkan dan tidak simpatik kepada pelaku. Bahkan pada hari kejadian korban menghina Badko, lembaga tempat beraktivitas. Hal itu berbeda sekali dengan yang disebutkan oleh media, yang menyebutkan pelaku marah karena korban tidak menghadiri rapat.

    BalasHapus
  23. dari media yang sy baca bahwa saudra maulana telah di tahan, telah masuk bui seperti yang di inginkan USTAZAH Mifrokah, jika memang harus semestinya di penjara ya silahkan saja di penjara, lalu kenapa harus di blow up di media bahkan sampai di media nasional, tidak hanya di media cetak tapi jg TV dll, dengan berita kebohongan dan hiperbolis pula, jika ini memang murni masalah pribadi kenapa harus dibesar-besarkan hingga di media nasional?apakah penjara belum cukup memuaskan hati USTAZAH Mifrokah? sehingga beliaupun ingin membunuh karakater dengan pemberitaan yang tidak sesungghnya serta memenjarakan orang tua dan keluarga saudara maulana dengan hukum yang lebih kejam dari penjara yaitu sanksi masyarakat luas yang menimpa orang tua dan seluruh keluarga besar saudara maulana?tapi memang USTAZAH mifrokah boleh boleh saja bersikap demikian terlebih ustazah mifrokah belum merasakan memiliki anak sehingga mungkin naluri keibuan blm dimiliki beliau.....stiap peristiwa tentu ada ibroh nya...dan setau sy media ini dibuat pengurus organisasi ini bukan untuk dijadikan sarana menghujat orang lain...semoga kita termasuk kedalam golongan org2 yang mampu menjaga lisan kita, dan stiap urusan yang dilandasi oleh ukhwah tentu akan berakhir dengan baik....hanya bisa menghaturkan doa untuk saudara sy Ustazah Mifrokah agar sgera dipertemukan dengan jodohnya agar dapat membersamai dakwah ustazah dan melindungi ustazah kemanapun USTAZAH melangkah, dan untuk saudara maulana agar bersabar untuk "mabit" di penjara, bermuhasabah untuk lebih melembutkan hati, belajar pada Sayyid Quthb, Hassan Al Banna dan ulama2 besar yang tertarbiyah di penjara :)

    BalasHapus
  24. assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..setiap hari saya ikuti timeline blog ini, dan sudah sebulan tidak sekalipun saya baca respon dari pengurus badko...saya jadi tergelitik untuk mengetahui lebih jauh (meskipun ini bukan urusan saya, tapi hanya menjadi ikut merasakan karena tiap-tiap masalah saudara semuslim menjadi masalah yang sepatutnya juga ikut dirasakan dan empati) tentang sikap teman-teman di badko...... apakah anda-anda tidak merasa tergerak hatinya dengan hujatan dan cacian dari pribadi-pribadi yang kurang paham dengan akar masalah ini??? anda sebagai pengurus badko pastilah tahu bahwa saudara maulana memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap lembaga ini, bahkan saking loyalnya ia sehingga merasa tidak terima manakala lembaga ini ada yang menghina dengan kritikan yang lebih tepat dikatakan sebagai makian atau cercaan yang sering di lontarkan oleh saudari Mifrokah?bukankah ini yang menjadi akar masalah yang sesungguhnya? tapi ternyata tidak satupun teman-teman badko yang mau menanggapi komentar di blog ini? merespon dan memberikan bantuan moril dengan media ini sebagai wujud kepedulian terhadap teman seperjuangan dalam dakwah di lembaga ini? apakah anda merasa keberatan untuk menulis tentang sebuah kebenaran disaat saudara anda dizalimi dengan berita2 fitnah di media? dan masihkah anda berpangku tangan melihat saudara anda meringkuk di tahanan dengan hak-haknya yang terampas? tidak malukah anda berpangku tangan dengan smua ini? cobalah ingat-ingat sekejap saja tentang sosok saudara maulana sebelum terpenjara dulu yang selalu bekerja total dan maksimal untuk kerja-kerja dakwah dalam lembaga ini? tidakkah anda ingat semua itu? saya yakin Insya Allah saudra maulana tidak pernah menginginkan balasan terhadap semua yang telah dilakukan, karena setau saya dia begitu mencintai Badko lebih dari yang orang-orang kira. Lagi-lagi kita bisa belajar banyak dari tiap2 peristiwa..ibroh yang bisa saya ambil dari semua ini adalah, bahwa ternyata belum tentu apa yang kita cintai, mampu membalas cinta tsb dalam kadar dan jumlah yang sama....entah karena pengurus dapat tekanan dari pihak tertentu atau faktor yang lain, sehingga berkesan "diam" saja, tapi nampak jelas bahwa pengurus badko "kurang" menunjukkan sikap ukhwah yang kuat........................."Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barang siapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang hanya duduk-duduk. Wahai manusia, setelah kehidupan yang pendek ini. Kamu akan menjalani kehidupan yang abadi. Bila kamu memahami rahasia tugasmu dalam kehidupan ini dan mengikhlaskan amal untuk Tuhanmu, ada kenikmatan yang menanti....." Wassalammu'alaikum warahmatuulahi wabarakatuh

    BalasHapus